Pacaran itu merupakan kelanjutan dari kenalan dan diteruskan dengan hubungan muda-mudi terhadap lawan jenis. Jadi di dalam pacaran ini laki-laki dan wanita saling menjajaki seberapa cocok en cekcoknya mereka berdua, termasuk latar belakang watak, sifat, pendidikan, hobby dan lain-lainnya. Pacaran ini melebihi hubungan sekadar sohib, atau kawan dekat, namun ini adalah kawan paling dekat.
Kadang pacaran itu diidentikkan dengan menonton, makan bareng, pamer diri, ini loh pacarku, mana pacarmu? (cantikkan? Tampankan?). Padahal pacaran itu adalah kelanjutan dari masa perkenalan kita, artinya kita udah maju satu langkah lagi. Mestinya orang yang berpacaran itu sudah pada tahap keseriusan memikirkan masa depan mereka, bukan lagi seperti kanak-kanak atau masih ugal-ugalan. (Kita bakal lihat nanti apa itu Cinta Monyet juga). Oleh sebab itu di dalam kesempatan yang ada sewaktu pacaran ini, kita perlu mengisi dengan sebaik-baiknya untuk mencari tahu lebih jelas pasangan kita, supaya kelak nanti sewaktu menikah, kita paling dikit udah mengenal dia dan tidak menyesal seumur-umur. Nasi kalo udah jadi bubur, ngak bisa lagi kembali lagi jadi Nasi apalagi Beras.
Seberapa lama seseorang berpacaran tergantung pada kedua orang itu, ada orang yang ketemu satu or dua bulan udah ngebet banget, setengah taon kemudian udah minta nikah. Namun ada yang udah berpacaran 10 taon masih belum menikah ( sampai bosen-bosen kali?). Namun kacian deh kalau pacaran ampe 10 taon masih belum nikah, bisa jadi omongan en gujingan tetangga kanan – kiri. “Pacaran tok, kapan kawinnnya” he he he he, mau nunggu mantap dahulu katanya”.
Orang kuno bilang cinta itu dari “mata turun ke hati”, itu sebabnya perlu jangka waktu untuk mendeteksi, pada saat pandangan pertama yang dipergunakan adalah mata, mata bakal memandang, melirik, bahkan melotot untuk melihat sejelas-jelasnya yang mana yang cocok, udah itu saat masa kenalan en pacaran ini yang diperlukan hati, supaya merasakan cinta kasih yang sedalam-dalamnya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar