Ini hasil kerja keras saya untuk Ujian Praktek Bahasa Indonesia::)
Remaja adalah seorang anak yang bisa dibilang berada pada usia tanggung, mereka bukanlah anak kecil yang tidak mengerti apa-apa, tapi juga bukan orang dewasa yang dengan mudah akan membedakan hal mana yang baik dan mana yang berakibat buruk.
Untuk sukses di masa depan, para remaja berlomba-lomba belajar untuk mendapatkan nilai yang baik di sekolah. Sesuai dengan pepatah “Belajar Merupakan Kunci dari Kesuksesan”. Belajar adalah memahami, merasakan, mengetahui, mencari, menjelaskan sehingga dengan belajar orang akan megetahui segala yang belum diketahui.
Belajar pada umumnya dilakukan pada saat jam sekolah. Namun, untuk mendapatkan cara belajar yang efektif, belajar dibutuhkan waktu yang banyak. Tidak di jam sekolah saja, tapi melainkan belajar wajib dilakukan dirumah. Belajar yang sukses tergantung dengan cara belajar masing-masing orang, setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Berikut beberapa tips cara belajar yang baik.
1. Niatkan dalam diri, berikan motivasi belajar terlebih dahulu. Yakin dan berikan semangat dalam hati. Bahwa, dengan belajar kida dapat mendapatkan nilai yang baik di sekolah.
2. Mulai belajar dengan membaca terlebuh dahulu.
3. Jika ada yang tidak dimengerti, jangan malu untuk bertanya. Dan jangan malu untuk menjawab pertanyaan orang lain.
4. Hindari dari perbuatan mencontek. Kerjakan ujian dengan jawaban sendiri. Percaya dirilah dengan jawaban anda.
5. Belajar yang terlalu serius juga tidak baik untuk otakm beri jenjang waktu belajar dan refreshing. Agar tidak strees dengan terus-terusan belajar.
6. Buat perencanaan waktu yang baik. Misalnya, jika anda bersekolah dari jam 7 sampai dengan jam 2 siang, berikan waktu 2 jam pada jam 7 malam sampai 9 untuk mengulang kembali pelaran yang dipelajari disekolah.
7. Belajarlah dengan tekun, berlatih terus dengan berbagai soal pelajaran di sekolah.
Tips diatas akan tidak berarti bila Anda sendiri tidak memiliki motivasi untuk belajar, barengi belajar dengan berdoa yang tulus kepada Tuhan, agar diberikan hasil yang maksimal.
1. Niatkan dalam diri, berikan motivasi belajar terlebih dahulu. Yakin dan berikan semangat dalam hati. Bahwa, dengan belajar kida dapat mendapatkan nilai yang baik di sekolah.
2. Mulai belajar dengan membaca terlebuh dahulu.
3. Jika ada yang tidak dimengerti, jangan malu untuk bertanya. Dan jangan malu untuk menjawab pertanyaan orang lain.
4. Hindari dari perbuatan mencontek. Kerjakan ujian dengan jawaban sendiri. Percaya dirilah dengan jawaban anda.
5. Belajar yang terlalu serius juga tidak baik untuk otakm beri jenjang waktu belajar dan refreshing. Agar tidak strees dengan terus-terusan belajar.
6. Buat perencanaan waktu yang baik. Misalnya, jika anda bersekolah dari jam 7 sampai dengan jam 2 siang, berikan waktu 2 jam pada jam 7 malam sampai 9 untuk mengulang kembali pelaran yang dipelajari disekolah.
7. Belajarlah dengan tekun, berlatih terus dengan berbagai soal pelajaran di sekolah.
Tips diatas akan tidak berarti bila Anda sendiri tidak memiliki motivasi untuk belajar, barengi belajar dengan berdoa yang tulus kepada Tuhan, agar diberikan hasil yang maksimal.
Perbandingan antara para remaja pada zaman sekarang dengan remaja dahulu tentang mencontek:
pada zaman sekarang anak remaja malas untuk belajar. Mereka lebih mengambil jalan pintas dengan cara mencontek?? Padahal menyontek adalah cara yang tidak benar. Budaya menyontek sebenarnya bukan hanya dilakukan oleh pelajar zaman sekarang saja, tetapi telah ada sejak zaman dahulu. Hanya, cara dan sikap yang diperlihatkan pelajar zaman sekarang dengan zaman dahulu sangatlah berbeda. Pelajar zaman sekarang menganggap menyontek bukan perbuatan dosa, mereka malah merasa hal itu wajar dilakukan. Justru tidak wajar jika mereka dilarang menyontek.
Sedangkan pelajar zaman dahulu menganggap menyontek merupakan perbuatan dosa sehingga hanya sedikit sekali yang berani melakukannya. Itu pun karena dalam kondisi terpaksa. Bila ketahuan atau tertangkap basah sewaktu menyontek, pelajar zaman sekarang malah tertawa-tawa kesenangan tanpa menunjukan rasa malu sedikit pun. Kalau pelajar zaman dahulu, belum pun ketahuan sudah gemetaran tubuhnya sampai berkeringat dingin. Apalagi ketahuan, sakitnya tak seberapa, tapi malunya ini luar biasa!
Kerugian lain yang akan dialami pelajar yang terbiasa menyontek akan membuat masa depannya suram. Ia tak memiliki daya kreativitas dan daya inovatif dalam berbagai bidang pekerjaan. Menyontek yang sudah mendarah daging akan sangat sulit mengubahnya dalam jangka waktu singkat, sebab sikap malas itu telah berkembang menjadi ikut di dalam dirinya.
Cara berpikir pelajar pemalas umumnya selalu negative. Di dalam dirinya tak ada motivasi untuk hidup berkembang dan maju. Itu pula dampak dari kebiasaan menempuh segala masalah dengan cara instan yang tak jujur dan tak terpuji itu. Bagi pelajar pemalas, ujian merupakan beban yang harus diakhiri dengan cara instan yakni dengan menyontek. Dengan demikian, pelajar pemalas akan lebih sering dikucilkan masyarakat dalam kehidupan sosialnya kemudian hari.
Dan perlu disadari bahwa menyontek dapat menyesatkan pelajar, masa depan akan hancur. Sikap kejujuran dan kesadaran yang sejati dari diri sendiri dapat mengubah pelajar itu agar lebih baik (tidak menyontek lagi). Karena itu, kita harus membekali diri dengan belajar keras sebelum ujian berlangsung. Dengan terbiasakan diri rajin belajar keras setiap saat akan membuat otak terasah semakin tajam seperti mata pisau. Cara ini merupakan salah satu modal penting yang perlu disikapi dalam upaya meraih prestasi yang gemilang.
Berikut adalah ciri-ciri praktek menyontek :
1. Karena terpengaruh setelah melihat orang lain menyontek meskipun pada awalnya tidak ada niat melakukannya.
1. Karena terpengaruh setelah melihat orang lain menyontek meskipun pada awalnya tidak ada niat melakukannya.
2. Terpaksa membuka buku karena pertanyaan ujian terlalu susah.
3. Merasa dosen/guru kurang adil dalam pemberian nilai.
4. Adanya peluang karena pengawasan yang tidak ketat.
5. Takut gagal, yang bersangkutan tidak siap menghadapi ujian tetapi tidak mau menundanya dan tidak mau gagal.
6. Ingin mendapatkan nilai tinggi tetapi tidak bersedia mengimbangi dengan belajar keras atau serius.
6. Ingin mendapatkan nilai tinggi tetapi tidak bersedia mengimbangi dengan belajar keras atau serius.
7. Tidak percaya diri.
8. Terlalu cemas menghadapi ujian sehingga hilang ingatan sama sekali lalu terpaksa buka buku atau bertanya kepada teman yang duduk berdekatan.
9. Merasa sudah sulit menghafal atau mengingat karena factor usia.
10. Mencari jalan pintas dengan pertimbangan dari pada mempelajari sesuatu yang belum tentu keluar lebih baik mencari bocoran soal.
11. Menganggap sisem penilaian tidak objektif, sehongga pendekatan kepada dosen/guru lebih efektif dari pada belajar serius.
12. Penugasan guru/dosen yang tidak rasional yang mengakibakan siswa/mahasiswa tedesak sehingga terpaksa menempuh segala macam cara.
Yakin bahwa dosen/guru tidak memeriksa tugas yang diberikan berdasarkan pengalaman sebelumnya sehingga bermaksud membalas dengan mengelabui dosen/guru yang bersangkutan.
Mari kita berbuat kejujuran dalam hidup ini dan menghindari kecurangan yaitu mengikuti pesan Nabi dari makna hadits yang isinya: Kejujuran adalah jalan menuju surga dan Kecurangan adalah jalan menuju neraka. Tetapi belajar saja tidak akan cukup, sebab belajar tanpa menjalankan sholat akan sia-sia akhirnya. Maka dari itu, belajarlah dan sholatlah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar